Senin, 04 April 2011

PEMBUATAN ASAM ASETAT DENGAN PROSES FERMENTASI




A.    Definisi Asam Asetat
Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum, akan tetapi dikalangan masyarakat asam asetat biasa disebut cuka atau asam cuka. Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam yang pembuatanya melalui proses fermentasi alcohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, malt, gula dan sebagainya. Asam asetat dengan kadar kurang lebih 25% beredar bebas dipasaran dan biasanya ada yang bermerek dan ada yang tidak bermerek.
Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga menghasilkan energi
Industri fermentasi di negara-negara maju sudah berkembang sedemikian pesatnya, termasuk dalam produksi hasil-hasil pemecahan atau metabolit primer oleh mikroba (asam, asam amino, alkohol), hasil metabolit sekunder (antibiotik, toksin), produksi masa sel (protein sel tunggal), enzim, dan sebagainya. Mikroba yang umum digunakan dalam industri fermentasi termasuk dalam bakteri dan fungi tingkat rendah yaitu kapang dan khamir.
            Berdasarkan Silcox dan Lee, proses fermentasi yang baik adalah:
1.      Mikroorganisme dapat membentuk produk yang diinginkan
2.      Organisme ini harus berpropagasi secara cepat dan dapat mempertahankan
       keseragaman biologis, sehingga memberikan yield yang dapat diprediksi.
3.      Raw material sebagai substrat ekonomis
4.      Yieldnya dapat diterima
5.      Fermentasi cepat
6.      Produk mudah diambil dan dimurnikan
Asam asetat memiliki beberapa nama antara lain asam etanoat, vinegar (mengandung minimal 4 gram asam asetat per 100 larutan), atau asam cuka. Asam asetat merupakan senyawa organik yang mengandung gugus asam karboksilat. Rumus molekul dari asam asetat adalah C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat memiliki sifat antara lain :
Ø Berat molekul 60,05
Ø berupa cairan jernih (tidak berwarna)
Ø berbau khas
Ø mudah larut dalam air, alkohol, dan eter
Ø larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah (korosif)
Ø asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16,7°C, sedikit di bawah suhu ruang
Ø mempunyai titik didih 118,1 oC
Ø mempunyai titik beku 16,7 oC
Ø Spesific grafity 1,049


A.    Proses Produksi
Ø Produksi asam asetat dengan cara :
a.      
       Acetobacter aceti
 
Fermentasi Aerob

C6H12O6               2 C2H5OH                   2 CH3COOH + H2O + 116 kal
       glukosa                  etanol                             cuka asam cuka
b.      Fermentasi Anaerob


       Clostridium thermoaceticum
 
 


C6H12O6                                                      CH3COOH             +   Q
glukosa                  cuka asam cuka
c.       Sintetis
·     Karbonilasi methanol
CH3OH + CO → CH3COOH
·     Oksidasi asetaldehida
2 CH3CHO + O2 → 2 CH3COOH
Pembahasan ditekankan pada produksi asam asetat dengan cara fermentasi aerob dan fermentasi anaerob.
Ø Bahan Baku dalam proses fermentasi pembuatan asam asetat :
-          Buah-buahan, kentang, biji-bijian, bahan yang mengandung cukup banyak gula, atau alkohol
-          Bakteri asetat (Bacterium aceti) yaitu Acetobacter untuk proses aerob dan bakteri dari genus Clostridium

                                Gambar 1. Acetobacter aceti

Ø Proses fermentasi pembuatan asam asetat atau vinegar :
A).     Fermentasi secara Aerob
a.       Metoda lambat (Slow Methods)
-          Biasanya untuk bahan baku berupa buah-buahan
-          Etanol tidak banyak bergerak atau mengalir karena proses dilakukan pada suatu tangki batch
-          Memasukan jus buah, yeast, dan bakteri vinegar  ke dalam tangki
-          Sebagian jus buah terfermentasi menjadi etanol (11-13 % alkohol) setelah beberapa hari
-          Fermentasi etanol menjadi asam asetat terjadi pada permukaan tangki
-          Bakteri vinegar di permukaan larutan yang membentuk lapisan agar-agar tipis mengubah etanol menjadi asam asetat atau vinegar (asetifikasi)
-          Proses ini memerlukan temperatur 21- 29 oC
-          Jatuhnya lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat asetifikasi. Permasalahan ini bisa dicegah dengan memasang lapisan yang dapat mengapungkan lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar
-          Kelebihan Metoda lambat (Slow Methods) :
a)      Proses sangat sederhana
-          Kekuranagan Metoda lambat (Slow Methods) :
a)      Proses relative lama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
b)      Jatuhnya lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat asetifikasi
b.      Metoda cepat (Quick Methods) atau German process
-          Biasanya untuk bahan baku berupa etanol cair
-          Bahan baku untuk basis 1 ton asam asetat(100%) :
·         Alkohol(95 %) sebanyak 1.950 lb
·         Sedikit nutrisi
·         Udara sebanyak 11.000 lb
-          Etanol mengalami perpindahan selama proses
-          Proses fermentasi terjadi di dalam tangki pembentukan (Frings generator) yang terbuat dari kayu atau besi.
-          Bagian-bagian dari tangki pembentukan :
a)      Bagian atas, tempat alkohol dimasukkan
b)      Bagian tengah, terdapat bahan isian (berupa: kayu, tongkol jagung, rottan) di bagian ini untuk memperluas bidang kontak rektan (etanol dan oksigen). Bahan isian mula-mula disiram dengan larutan vinegar yang mengandung bakteri asetat sehingga dipermukaan bahan isian akan tumbuh bakteri asetat.
c)      Bgian bawah, digunakan sebagai tempat mengumpulkan produk vinegar.
-          Mendistribusikan campuran etanol cair (10,5 %), vinegar(1 %), dan nutrisi   melalui bagian atas tangki dengan alat sparger
-          Campuran mengalir turun melalui bahan isian dengan sangat lambat
-          Udara dialirkan secara countercurrent melalui bagian bawah tangki
-          Panas yang timbul akibat reaksi oksidasi diambil dengan pendingin. Pendingin dipasang pada aliran recycle cairan campuran(yang mengandung vinegar,etanol, dan air) dari bagian bawah tangki. Temperatur operasi dipertahankan pada rentang suhu 30-35 oC
-          Produk yang terkumpuk di bagian bawah tangki mengandung asam asetat optimum sebesar 10- 10,5 %. Sebagian produk direcycle dan sebagian yang lain di keluarkan dari tangki
-          Bakteri asetat akan berhenti memproduksi asam asetat jika kadar asam asetat telah mencapai 12-14 %
-          Bahan baku 2.500 gal dengan produk 10,5 % asam asetat memerlukan waktu proses 8-10 hari
-          Kelebihan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
a)      Biaya proses rendah, relatif sederhana dan kemudahan dalam mengontrol
b)      Konsentrasi produk asam asetat besar
c)      Tangki proses membutuhkan sedikit tempat peletakannya
d)     Penguapan sedikit
-          Kekurangan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
a)      Waktu tinggal terlalu lama bila dibandingkan Metoda Perendaman (Submerged Method)
b)      Pembersihan tangki cukup sulit

Gambar 2. Frings Generator
c.       Metoda Perendaman (Submerged Method)
-          Umpan yang mengandung 8-12 % etanol diinokulasi dengan Acetobacter acetigenum
-          Temperatur proses dipertahankan pada rentang suhu 24-29 oC
-          Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara gelembung udara dan cairan yang difermentasi
-          Umpan di masukan melewati bagian atas tangki
-          Udara didistribusikan dalam cairan yang difermentasi sehingga membentuk gelembung- gelembung gas. Udara keluar tangki melewati pipa pengeluaran di bagian atas tangki
-          Temperatur proses dipertahankan dengan menggunakan koil pendingin stainless steel yang terpasang di dalam tangki
-          Defoamer yang terpasang di bagian atas tangki membersihkan busa yang terbentuk dengan sistem mekanik
-          Kelebihan Metoda Perendaman (Submerged Method):
a)      Hampir disemua bagian tangki terjadi fermentasi
b)      Kontak antar reaktan dan bakteri semakin besar
-          Kekurangan Metoda Perendaman (Submerged Method):
a)      Biaya operasi relatif mahal
Gambar 3. Pengolahan secara Submerged
B).      Fermentasi secara Anaerob
-          Menggunakan bakteri Clostridium thermoaceticum
-          Mampu mengubah gula menjadi asam asetat
-          Temperatur proses sekitar 45- 65 oC; pH 2-5
-          Memerlukan nutrisi yang mengandung karbon, nitrogen dan senyawa anorganik
-          Kelebihan proses anaerob :
a)      Mengubah gula menjadi sama asetat dengan satu langkah
b)      Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur 60 oC. Perbedaan temperatur yang besar antara suhu media dengan suhu air pendingin memudahkan dalam pembuangan panas
c)      Kontaminasi dengan organisme yang membutuhkan bisa diminimalisasi karena bekerja pada kondisi anaerob
d)     Organisme yang hanya dapat hidup dalam kondisi mendekati pH netral akan mati karena operasi fermentasi dilakukan pada kondisi asam pH 4,5
-          Kekurangan proses anaerob :
a)      Kosentarasi asam asetat lebih rendah dibandingkan dengan proses aerob
b)      Biaya proses lebih mahal dibandingkan dengan proses aerob

Ø Pemurnian
         Distilasi/penyulingan
         Dari distilasi bertingkat akan dihasilkan beberapa jenis asam asetat :
Ø   Asam asetat glacial (99,5 %)
Ø   Asam asetat teknis (80 %)
Secara komersial kadar asam asetat sebesar 6, 28, 30, 36, 60, 70, dan 80 %

B.     Manfaat dan Penggunaan Produk
Beberapa Kegunaan asam asetat atau vinegar adalah sebagai berikut :
1.      Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
2.      Pengatur keasaman pada industri makanan
3.      Pelunak air dalam rumah tangga
4.      Minuman fungsional misal: cuka apel
5.      Sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia lain :
-          Vinil asetat
-          Selulosa asetat
-          Asetat Anhidrit
-          Ester Asetat
-          Garam Asetat